Mendikbud Apresiasi Usulan PGRI

mendikbudSuara Guru – Jakarta. Merespon resuffle jilid II yang dilakukan pemerintah, Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) melakukan audiensi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hasil resuffle Muhadjir Effendy bertempat di Gedung A komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kamis (4/8) siang. Rombongan PB PGRI dipimpin langsung Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Unifah Rosyidi beserta jajaran pengurus harian lainnya diantaranya, Ketua PB PGRI Didi Supriyadi, Ketua PB PGRI Muh. Asmin, Ketua PB PGRI Sugito, Wasekjen Dian Mahsunah, Wasekjen Farida Yusuf, Wasekjen Abdul Hamid, Sekdep Kominfo Basyaruddin Thayib, Sekdep Muh. Abduhzen, dan Sekdep Olahraga, Seni dan Budaya Euis Karwati serta Dewan Pakar PB PGRI wardiman Djojonegoro, Sugiharto dan Mien Uno. Sedang Mendikbud di dampingi oleh Sekjen Kemdikbud Didik Suhardi dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata.

Dalam pertemuan kali pertama dengan Mendikbud Muhajir, PGRI menyampaikan berbagai macam persoalan pendidikan dan berbagai bahan usulan solusi. Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi.

“Kami (PGRI) memahami berbagai persoalan yang ada di kemdikbud dan tidak semuanya bisa diselesaikan secara cepat, karenanya kedatangan kami saat ini hendak memberitahukan berbagai macam persoalan yang ada kepada Bapak dan juga memberikan beberapa usulan solusi sebagai pemecahannya.” Ucap Unifah

Atas berbagai macam masukan dan usulan yang diberikan oleh PGRI, Mendikbud Muhajir memberikan apresiasinya bahkan sempat menceritakan latar belakang dirinya yang juga berasal dari guru dan juga mengalami masa – masa sulit sebagai anak guru.

“Saya memahami apa yang disampaikan PGRI, karena saya juga lahir dari keluarga guru. Ayah saya guru di kampung dan mengalami hal sulit (ekonomi) juga pada masanya hingga untuk mendatangi rumah mertua saja hanya berani setahun sekali dan itupun saat lebaran.” diakhiri senyum ujar Muhajir

Muhajir menjanjikan dalam waktu dekat akan mengundang PGRI dalam upaya berdiskusi untuk sama – sama memikirkan dan mencari jalan keluar persoalan yang ada di dunia pendidikan.

“Nanti dalam waktu dekat Kita (Kemdikbud) akan mengundang (PGRI) dalam untuk membicarakan hal ini lebih mendalam,” ungkapnya

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa profesi guru bukanlah profesi yang main – main. Orang yang menjadi guru harus punya tanggung jawab. Karena jika seorang guru salah dalam mengajar akibatnya akan sangat parah.

“Kalau dalam profesi dokter, apabila seorang dokter mengalami kesalahan pada penanganan seorang pasien. Maka yang menjadi korban hanya pasien itu sendiri, tetapi jika seorang guru salah dalam mengajar, maka kesalahan yang diajarkannya akan kembali diajarkan lagi oleh muridnya dan seterusnya dan itu akan mengakibatkan kerusakan yang luar biasa.”tegasnya. (PB PGRI)

No Comments Yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *