Surabaya, Organisasi profesi guru di Jawa Timur yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Timur, Jumat (28/4) malam menggelar Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) ke III yang diikuti sekitar 835 peserta.
Dalam gelaran Konkerprov yang dihelat di Ballroom Hotel Grand Mercure, Surabaya sekaligus juga dilaksanakan Rapat Koordinasi Pimpinan Provinsi (Rakorpimprov) PGRI Provinsi Jatim, yang dimulai dari tanggal 28 April hingga 30 April 2017.
Konferensi kerja plus rapat koordinasi yang berlangsung selama 3 hari mendatang, dihadiri oleh sejumlah pengurus inti, cabang atau cabang khusus organisasi PGRI di 38 kabupaten/kota seantero Provinsi Jawa Timur.
Pada kesempatan kali ini, tema besar yang diusung oleh PGRI Jatim adalah “Membangkitkan Kesadaran Kolektif PGRI dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”.
Ketua PGRI Jatim Ichwan Sumadi dalam mukadimah sambutannya mengatakan, di Provinsi Jawa Timur sendiri hampir seluruh satuan pendidikan (sekolah) mulai dari SD, SMP sampai dengan SMA masih kekurangan tenaga pengajar atau guru.
Ichwan juga menyebut, tidak hanya tenaga pengajar saja yang masih sangat kurang, kesejahteraan para guru pun juga jauh dari kata layak. Untuk itu, Ichwan meminta pemerintah pusat, melalui Kemendikbud betul-betul serius mengatensi masalah ini. Karena bila tidak, akan ia sadar pendidikan adalah pemutus mata rantai kemiskinan.
“Hampir seluruhnya kekurangan guru, terutama tingkat SD, apabila guru honorer tidak masuk, maka sekolah dan ruang kelas akan kosong, oleh karenanya kami meminta pemerintah serius menampung aspirasi ini,” ujarnya yang disambut tepuk tangan peserta konferensi.
Ia juga bercerita, banyak para guru honorer yang meski puluhan tahun terus mengabdi, tetapi belum juga mendapat kesetaraan dan kesejahteraan yang layak dari pemerintah.
“Kami mohon sekali lagi kepada pemerintah untuk terus memperhatikan nasib guru. Ini guru honorer meratapi nasibnya, kasihan pahlawan pendidikan kita ini,” imbuhnya.
Keluhan dan uneg-uneg guru juga dijuntrungkan oleh ketua PGRI pusat, Unifah Rasyidi. Peraih gelar Doktoral ini miris, melihat kondisi guru di daerah-daerah yang harus meratapi nasibnya ditengah tuntutan dan tantangan kurikulum serta biaya hidup tinggi.
Padahal lanjut Unifah, kehadiran guru yang setiap hari mengisi ruang kelas di sekolah-sekolah memiliki niatan ikhlas dalam memajukan dunia pendidikan di bumi nusantara.
“Peran Guru membangun peradaban manusia di Indonesia, mohon diperhatikan dengan serius,” tambahnya.
Sekadar informasi, semangat pembentukan organisasi PGRI sebenarnya terlahir jauh sebelum republik ini merdeka, sampai pada akhirnya dibentuk pada tanggal 25 November 1945 dalam sebuah kongres antar guru-guru seluruh Indonesia di Kota Surakarta (Solo).
Hadir dalam perhelatan itu diantaranya, Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Kemendikbud, Sumarna Surapranata, ketua umum PGRI, kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, pengurus Dewan Pendidikan Provinsi Jatim, pengurus Dewan Penasihat PGRI, ketua PGRI Provinsi Jatim, ketua PGRI Kabupaten/kota se Jawa Timur dan pimpinan Perguruan Tinggi PGRI Jatim.(Sigap88news-
(Sigap88news-Penulis : Erik Rahmat Kuncoro-Editor : Mochammad Yusuf)
Leave a Reply