PRES RILIS PUNCAK PERINGATAN HUT KE-70 PGRI

Hidup Guru …, Hidup PGRI…., Solidaritas …..

70 tahun lalu, ketika Indonesia Merdeka, jiwa Revolusi 45 telah melahirkan PGRI tepatnya lahir pada 25 November 1945, sebagai anak sulung Revolusi 1945 yang sangat penting bagi guru dan pendidikan di Indonesia. Puluhan organisasi guru yang terpecah belah karena politik penjajahan bersatu padu membentuk satu-satunya wadah oganisasi guru.

Hari kelahiran PGRI itu dapat disebut sebagai Hari kebangkitan Guru Indonesia. Karena itu Pemerintah memberikan penghargaan ditetapkannya hari kelahiran PGRI sebagai Hari Guru Nasional melalui Kepres Nomor 78 Tahun 1994. Oleh karena itu, sejak tahun 1994 peringatan Hari Guru Nasional selalu bersama dengan Peringatan HUT PGRI.

PGRI berharap tidak ada pihak yang mengingkari perjuangan guru ini untuk kepentingan dan ambisinya, sehingga mencederai semangat perjuangan guru untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Kegiatan peringatan HGN dan HUT PGRI tahun ini dilaksanakan bersama-sama antara Pemerintah Daerah, Kantor Kemenag, dan PGRI, baik tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, maupun di unit kerja. Untuk tingkat pusat tahun ini ada perubahan, semoga tahun depan sudah bisa berjalan baik.

Di samping acara Puncak peringatan saat ini, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka HUT ke-70 PGRI, antara lain meliputi (1) Upacara Bendera diselenggarakan oleh panitia pusat, provinsi, kabupaten kota, cabang, unit kerja pendidikan dan sekolah tepat pada tangga 25 November 2015, (2) Seminar Nasional Kebijakan Pengelolaan Guru untuk Peningkatan Mutu Pendidikan keja sama dengan DPDRI, (3) Diskusi Publik tentang Problematika Guru dan Solusinya, (4) Pemberian Penghargaan, (5) Lomba Menulis dan Forum Ilmiah Guru; (6) ziarah ke Taman Makam Pahlawan, (7) Serangkaian aktivitas/program terkait dengan guru, seperti talkshow di radio dan televisi, dan penulisan di media cetak, (8) Kegiatan olah raga dan seni, (9) donor darah, dan (10) kegiatan yang dilaksanakan di tingkat provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan/desa, dan juga satuan pendidikan yang sangat beragam dan variatif, termasuk kegiatan yang mengapresiasi dan menghibur hati guru.

Tema peringatan HUT ke-70 PGRI kali ini adalah “Memantapkan Soliditas dan Solidaritas untuk Mewujudkan PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru Indonesia yang Kuat dan Bermartabat”. Tema ini mengingatkan kepada kita semua pentingnya soliditas dan solidaritas di kalangan PGRI, sebagai organisasi profesi guru Indonesia. Saat ini disinyalir ada pihak yang ingin memecah belah guru. Bahkan untuk hadir dalam hari ulang tahun ini saja, para guru anggota PGRI penuh dinamika. Ada himbauan, ada larangan, ada ancaman, ada tekanan.

PGRI prihatin dengan terbitnya surat edaran Menpan dan RB serta edaran Sekjen Kemdikbud sebagai reaksi atas Peringatan HUT ke-70 PGRI. PGRI adalah organisasi legal yang selama ini bergandengan tangan dengan pemerintah. Tidak ada yang perlu dicurigai ketika PGRI mengundang anggotanya dari seluruh pelosok Indonesia untuk merayakan HUT ke-70. Acara ini legal dan sah. Dapat ijin dari kepolisian. Saya bersyukur para guru anggota PGRI tetap bersemangat hadir dan justru dapat dukungan dari Bupati, Walikota, dan Gubernurnya.

Acara Puncak peringatan HUT ke-70 ini memang dibuat khusus. Seperti juga ulang tahun ke-40, 50, 60, PGRI mengundang anggota dalam jumlah besar. Ini menjadi forum silaturahim nasional. Ini juga menjadi ajang saling komunikasi antarsesama profesi. Tidak ada muatan politis, kecuali politik untuk memperjuangkan mutu guru dan pendidikan. Dalam forum ini juga akan dibacakan pernyataan sikap organisasi yang disaksikan oleh ratusan ribu guru yang hadir dan jutaan guru melalui siaran langsung TVRI. Oleh krena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, para Gubernur, Bupati, Walikota, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah memberikan dukungan terhadap acara ini.

Dalam tahun ini ada beberapa wacana yang berkembang yang membuat guru tidak tenang dalam bekerja. Wacana itu misalnya rencana dihapuskannya tunjangan profesi guru. Tentu itu sangat meresahkan guru. Saya jadi ingat sebelum pemilihan presiden, Pak Jokowi menyampaikan kepada saya agar guru-guru tenang bahwa kalau Bapak Jokowi terpilih jadi presiden tidak akan menghapus tunjangan profesi guru kalau perlu ditambah. Kita harus memastikan bahw TPG tidak akan dihapus.

Wacana dan kebijakan lain yang cukup meresahkan adalah adanya UKG yang awalnya akan dikaitkan dengan nasib guru, banyaknya tugas tambahan yang membebani guru dalam melaksanakan tugas utama, kualifikasi akademik dan linieritas yang tidak sejalan dengan UUGD serta PP 19/2009, publikasi ilmiah, dan lainnya. PGRI akan mendukung kebijakan pemerintah yang baik untuk memajukan pendidikan. Kami mengintruksikan agar para guru membantu Bupati/Walikota/Gubernur dan Bapak Presiden untuk membangun pendidikan yang bermutu. Tetapi kami menolak berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada guru, bahkan menyakiti guru.

Berkenaan dengan guru, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang sangat baik ini, yaitu:

a) PGRI menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih karena Bapak Presiden sudah memastikan tidak akan mengurangi kesejahteraan guru, bahkan jika kemampuan memungkinkan akan menambahnya.

b) PGRI sangat memahami perlunya peningkatan kinerja dan profesionalitas guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru, pemerintah supaya melaksanakan pelatihan seluruh guru.

c) untuk meningkatkan kesejahteraan guru, tunjangan profesi guru diharapkan segera dapat diterima oleh seluruh guru dengan tepat waktu dan tepat jumlah, serta dibayarkan bersama gaji. Pembayaran tunjangan profesi guru tahun ini tidak lebih baik dari tahun lalu.

d) menyelesaikan kekurangan guru, terutama guru SD, yang terjadi pada kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Saat ini kekurangan guru SD jumlahnya sangat besar, mencapai 500.000 orang. Saat ini kekurangan itu diisi oleh tenaga honorer.

e) menyelesaikan persoalan guru honorer, termasuk realisasi rencana mengangkat Honorer K2. Jika guru honorer tidak segera diselesaikan akan menimbulkan persoalan serius di dunia pendidikan. Dalam kaiatan ini pemerintah perlu menetapkan penghasilan minimal bagi guru honorer dan swasta yang memenuhi syarat.

f) Sesuai UU Guru dan Dosen, p emerintah perlu segera menyelesaikan peningkatan kualifikasi akademik guru ke S1/D4 dan sertifiksi guru dalam jabatan, termasuk yang diangkat setelah tahun 2005. Perlu dilaksanakan sertifiksi bagi guru honorer yang telah memenuhi syarat sebagai guru tetap menurut PP No. 74/2008.

g) Saat ini kekurangan tenaga staf administrasi di sekolah, posisi mereka penting dalam pengelolaan sekolah. Perlu segera dilakukan pengangkatan staf administrasi dan penjaga sekolah.

h) Pengawas sekolah banyak yang resah, jabatan fungsionalnya terancam dicabut. Oleh karena itu, Permenpan dan RB Nomor 21 tahun 2010 perlu direvisi.

i) Banyak guru yang kesulitan naik pangkat, terutama karena banyaknya tugas tambahan dan publikasi ilmiah. Perlu segera direvisi permen PAN dn RB No. 16 Tahun 2009.

HUT ke-70 PGRI pada hari Minggu

Para guru hadir dengan suka cita

Hormat dan patuhlah kepada guru

Jangan membuat guru menderita

Makan pagi dengan sarden

Sarden sedap ikan tengiri

Kami bangga punya Menteri dan Presiden

Yang tidak menyakiti PGRI

Pada kesempatan yang baik ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik. Terima kasih kepada Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Telkom, dan Micosoft. PGRI bekerja sama dengan Telkom melakukan pelatihan peningkatan kompetensi guru di bidang ICT melalui Indonesia Digital Learning (IDL) termasuk di daerah terpencil. Telkom Indonesia berkomitmen penuh untuk turut membantu menciptakan digital society di bidang pendidikan di Indonesia melalui program IDL tersebut. Program ini ditujukan untuk komunitas sekolah terutama guru dengan membantu meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan action dan active learning melalui digital literacy. Memasuki tahun ke-2 IDL, saat ini sebanyak 16.000 guru terlah bergabung dari seluruh pelosok Indonesia. Dari ibukota hingga titik terluar daerah perbatasan, dari Sabang hingga Merauke menjadi komitmen Telkom Indonesia untuk berbakti pada negeri. Bekerjasama dengan PGRI dan Intel Indonesia, diharapkan komunitas IDL menjadi 1 juta guru di tahun 2020. Jayalah negeriku, jayalah Indonesiaku.

PGRI juga bekerja sama dengan Microsoft melakukan pelatihan teknologi yang dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah sehingga dapat diakses di mana saja. Dalam rangka HUT ke-70 PGRI, Microsoft Indonesia menyambut baik acara ini dengan PGRI bekerjasama memberikan coding untuk membantu guru-guru menciptakan apps di kelasnya yang memudahkan sistem pengajaran efektif serta berkolaborasi dalam membangun materi pembelajaran serta beerkolaborasi dalam membangun materi pembelajaran serta berkomunikasi satu dengan yang lain secara aman dan kapan saja.

Akhirnya, kami mohon Bapak Ketua DPDRI untuk memberikan sambutan dan Bapak Presiden yang diwakili Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan berkenan memberikan amanat dan pengarahan serta memenuhi harapan para guru. Kami juga ucapkan selamat HUT ke-70 PGRI kepada para guru di seluruh tanah air, semoga pengabdian kita akan memberikan makna bagi bangsa dan Negara serta kemanusiaan, serta sekaligus sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin. Saya titip pesan agar teman-teman pulang kembali ke daerah masing-masing dengan hati-hati. Selamat sampai tujuan dan esok pagi sudah kembali mengajar peserta didik di sekolah.

Hidup Guru, Hidup PGRI, Solidaritas

Wassalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 13 Desember 2015

Ketua Umum PB PGRI

Dr. H. Sulistiyo, M.Pd

No Comments Yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *